Langsung ke konten utama

Angga Nugraha: Merancang Perjalanan Kuliner dengan Gaya


Kiprah Angga Nugraha adalah refleksi dari tekad, kerja keras, dan keberanian dalam mengambil risiko. Pria asal Cimahi ini adalah sosok yang intuitif dengan pola pikir logis, selalu mengandalkan data dalam setiap pengambilan keputusan. Namun, perjalanannya tidak selalu mulus. Ia sempat berada di persimpangan hidup setelah lulus dari SMK, mengalami kebingungan arah, hingga akhirnya memutuskan untuk mengambil jeda sebelum melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

Dunia akademik pun menjadi tantangan tersendiri bagi Angga. Ia pernah menempuh studi di jurusan Bahasa Asing di Bandung, namun harus menghadapi kenyataan pahit—drop out karena terlalu asyik dengan pekerjaan freelance. Dari sana, ia terjun ke dunia kerja sebagai kurir pengiriman McDonald's 24 jam, sebuah pengalaman yang membentuk mental dan kedisiplinannya.

Namun, semangatnya untuk terus berkembang tak pernah padam. Ia melanjutkan studi di Politeknik dengan fokus di bidang Humas, meski tetap harus bekerja untuk menopang kehidupannya. Momentum besar datang ketika ia mendapat bimbingan langsung dari Rex Marindo, seorang maestro bisnis kuliner. Dari sana, jalannya mulai terbuka—mendapat posisi sebagai Managing Director di brand agency yang didirikan oleh Rex, serta kesempatan emas untuk mendalami industri F&B lebih dalam.

Passion pada Industri Kuliner

Ketertarikan mendalam dengan dunia Food & Beverage (F&B) terjadi pada tahun 2013, saat Angga diajak bergabung dengan grup bisnis CRP. Selama enam tahun, ia mengasah kemampuannya dalam bidang operasional sebelum akhirnya memilih jalan baru pada tahun 2019. Ia menjajal peran sebagai investor di berbagai bisnis kecil, bahkan hingga ranah kaki lima, sembari membangun reputasi sebagai seorang spesialis operasional.

Menurut Angga, bisnis kuliner selalu menarik karena berkaitan erat dengan kebutuhan dasar manusia—sandang, pangan, dan papan. Dengan pengalaman bertahun-tahun, ia semakin percaya diri menapaki industri ini. Selain itu, ia melihat UMKM kuliner sebagai kontributor terbesar bagi Produk Domestik Bruto (PDB), menjadikannya sektor dengan potensi pertumbuhan luar biasa.

Aceh: Awal Baru yang Menjanjikan

Setelah kesuksesannya sebagai co-founder di CRP Group, Angga mulai merefleksikan makna hidup yang lebih mendalam. Kesempatan umrah gratis dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjadi titik balik bagi dirinya. Keputusan besar pun diambil: ia dan istrinya memutuskan untuk meninggalkan zona nyaman, resign dari pekerjaan, dan melakukan perjalanan darat selama tiga bulan bersama keluarga—melintasi berbagai kota dari Bandung hingga Lombok, lalu kembali lagi.

Perjalanan ini membuka cakrawala baru. Di suatu titik, ia bertemu dengan seorang rekan bisnis dari Aceh yang tengah mengembangkan usaha ayam goreng. Ajakan untuk datang ke Aceh pun diterima, dan di sana ia menemukan tidak hanya peluang profesional, tetapi juga perjalanan spiritual yang mengubah hidupnya. Februari 2024 menjadi awal petualangan baru bagi Angga di Aceh.

Di tanah Serambi Mekah, Angga bergabung dengan sebuah bisnis kuliner yang berkembang pesat di Aceh dan Sumatera Utara. Saat Angga bergabung sebagai Chief Operating Officer (COO), jumlah cabang masih berkisar 31. Berkat visinya, bisnis ini semakin berkembang, bahkan mulai memasuki pasar Medan.

Menemukan Kedamaian di Aceh

Menetap di Aceh menghadirkan pengalaman hidup yang berbeda bagi Angga. Ia menyebutnya sebagai "iklim Sabang"—akronim dari "Santai Banget"—karena ritme kehidupan yang terasa lebih lambat dibandingkan kota-kota besar. Di Jakarta, Maghrib datang sekitar pukul 18.00, sedangkan di Aceh baru tiba sekitar pukul 19.00. Selain itu, biaya hidup yang lebih terjangkau membuatnya dapat menikmati hidup tanpa tekanan gaya hidup kosmopolitan yang serba cepat.

Babak Baru, Visi Baru

Perjalanan Angga Nugraha adalah bukti bahwa keberanian dalam melangkah, ketekunan dalam menghadapi tantangan, serta fleksibilitas dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dapat membuka peluang baru yang tak terduga. Dari dunia operasional di industri F&B hingga ekspansi bisnis di Aceh, ia terus membuktikan bahwa kesuksesan adalah milik mereka yang berani bermimpi dan bertindak nyata.

 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Garri Juanda, Tentang Karir, Bisnis dan Tentang Anak

Apa yang membuat AW&Co (PR & MarComm Consulting) tertarik mengulas Garri Juanda berawal dari kiprahnya yang pernah menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) Tokopedia. Ia telah bergabung dengan Tokopedia sejak tahun 2016 dan telah memegang berbagai posisi, termasuk Vice President of Marketplace dan Co-Head of Marketplace. Garri lahir dan besar di Jakarta. Ia lulus dari SMA Negeri 6 Jakarta pada tahun 2003 dan kemudian melanjutkan kuliah di Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang, dengan mengambil jurusan Business Administration. Setelah lulus dari universitas pada tahun 2007, Garri bekerja sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company selama dua tahun. Pada tahun 2009, Garri bergabung dengan Rakuten, perusahaan e-commerce terbesar di Jepang. Di Rakuten, Garri bekerja sebagai product manager dan kemudian sebagai lead corporate planning officer. Selama bekerja di Rakuten, Garri terlibat dalam pengembangan berbagai produk dan layanan baru, termasuk Rakuten Mar...

SOCIAL JUDGMENT THEORY OLEH MUZAFER SHERIF

Apa yang muncul dalam benak Anda ketika mendapatkan tawaran kredit 0% dari sebuah produk kartu kredit? Bisa macam – macam, mulai dari muncul pertanyaan “Do I need this?”, nanti kalau terlambat pembayaran bunganya akan membumbung, kok bisa bunga 0%? Ah jadi curiga sama banknya nih, bagus dan menarik (sekedar pernyataan begitu saja) atau malah “Aku mau!”. Dari beberapa frasa tersebut, mana yang menurut Anda paling sesuai dengan diri Anda? Dengan begitu, dapat diketahui mengenai Teori Penilaian Sosial (Social Judgment Theory) yang muncul dari perspektif Anda tentang kredit bunga 0% kartu kredit tersebut. Social Judgment Theory (selanjutnya disebut SJT) dipopulerkan oleh Muzafer Sherif, seorang psikolog yang berasosiasi dengan Oklahoma University (meninggal 16 Oktober 1988). Teori ini berarti sebuah penilaian atau pertimbangan atas pesan yang diterima dengan membandingkannya terhadap isu terkini. EGO LATITUDES: ACCEPTANCE, REJECTION & NON COMMITMENT Ungkapan – ungkapan...

Kalau (Pak) Andin Rahmana Ngobrol Digital Marketing

Andin Rahmana, seorang profesional di bidang digital marketing adalah relasi AW&Co Communication & Business consulting sejak beliau masih di Yogyakarta pada medio tahun 2012. Sebagai seorang ayah dengan dua anak, Andin terbiasa “juggling” dalam aktivitas sebagai kepala keluarga dan karir yang dijalani. Saat ini, Andin menjabat sebagai Head of Academic & Community di Purwadhika Digital Technology School. Padahal, Saat Kuliah Ingin Jadi Penyiar Perjalanan karir Andin dimulai dari minatnya pada dunia penyiaran. Saat masih menempuh studi S1 di bidang komunikasi di Universitas Gadjah Mada (UGM), Andin mencoba peruntungannya menjadi penyiar di radio Swaragama FM, sebuah radio terkenal di Yogyakarta. Meskipun suaranya belum memenuhi kriteria sebagai penyiar, pihak manajemen Swaragama melihat potensi Andin di bidang lain, yaitu digital marketing. Andin pun memulai karir pertamanya di bidang digital marketing pada tahun 2010 dengan mengelola website serta akun Twitter dan Face...