Kata-kata cantik pernah diungkapkan Coco Chanel “A girl should be
two things: who and what she wants!”. Kutipan ini layaknya menjadi definisi
citra seorang Enda Sagita Kaban, perempuan Batak, asli kelahiran Medan yang
menempuh pendidikan di Yogyakarta dan menetap serta berkarya di Papua.
Jika bicara tentang Freeport, siapa sih yang
tidak mengenal perusahaan tambang logam di Papua ini? Enda yang bekerja dalam
bidang kehumasan di perusahaan multinasional itu sejak 2005, memilih
meninggalkan zona nyamannya selama tujuh belas tahun untuk fokus dalam bidang
kepenulisan sejak 2022 silam. Zona baru ini dipilih Enda pada momen ketika buku
pertamanya yang berjudul Carstensz Pyramid: Titik 4884 MDPL diluncurkan.
Mendaki gunung memang
menjadi kegemaran Enda sejak berada di bangku SMA, pengalaman pertamanya adalah
pendakian Gunung Sumbing. Baginya mendaki menjadi sarana healing,
kenikmatan yang menentramkan. Kenapa pendakian Carstensz dipilih sebagai kisah
yang ia tulis menjadi buku? Berikut alasan Enda:
1. Carstensz merupakan salah satu dari tujuh gunung
tertinggi di dunia
2. Saat pendakian di tahun 2016 tersebut dalam
rangka peringatan hari Kartini, ada rekan pendaki yang meninggal, jadi karya
ini untuk mengenangnya
3. Supaya para pendaki lain dapat mempelajari
pengalaman sehingga tidak ada kejadian nahas serupa ke depannya.
Berkarya sebagai penulis memang merupakan bagian diri yang ingin dieksplorasi oleh Enda. Berbekal pengalamannya saat bekerja di Freeport yang membuatnya memiliki kesempatan bertemu berbagai macam masyarakat pedesaan Papua, menginspirasinya untuk menjalankan proyek menulis selanjutnya. Proyek tersebut yakni buku anak-anak yang bercerita tentang Papua. Dalam karya ini ia akan menggambarkan eksotika berbagai pedesaan Papua yang bahkan tidak ada dalam peta, ragam budayanya serta bagaimana anak-anak di sana belajar dan bermain secara tradisional. Bagi Enda Papua tidak hanya sebuah daerah, pulau ini adalah kehidupan dan hometown baginya.
Tersirat dalam antusiasme setiap penuturan yang disampaikan Enda
bahwa muda itu tidak hanya soal usia. Muda baginya merupakan bagian dari jiwa
kita, jiwa yang terus menyemangati diri bahwa: life is a never ending
adventure, keep moving to make it balanced and never limit your spirit.
Komentar