Apa pembaca pernah mendengar quote motivasi seperti "love your job but never do love your company"? Kesannya kalau kita mencintai perusahaan, nantinya akan merugikan diri kita sendiri, apa memang demikian?
Sebagai SDM dan tentunya manusia, wajar jika kita mempunyai perasaan, termasuk mencintai tempat kerja. It seems this is not wrong just to fall in love with a workplace. Sebagai lembaga yang concern terhadap Public Relations, kami mencoba bertanya ke sebagian relasi yang memiliki pengalaman kerja lebih dari 7 tahun dan ternyata mereka pernah merasakannya: jatuh cinta dengan tempat kerja.
Kalau jatuh cinta, lalu apa pernah patah hati? Tentu, oleh sebab itu, rata-rata sudah tidak bersama lagi dengan tempat kerja tersebut. Namun ternyata hal ini bukan berarti berhenti mencintai. Rasa cinta terhadap tempat kerja itu kemudian berubah menjadi peduli yang tidak dapat dipungkiri akan tetap ada. Bahkan sesekali “stalking” urusan kantor lama untuk mencari tahu “apa dia lebih baik tanpa aku sekarang?” kalau terlihat terpuruk, kitapun merasakan sakitnya namun saat terlihat baik-baik saja, kita juga bisa sedemikian terharu melihatnya.
Pekerja milenial dengan tipe "bold type" mungkin tidak pernah punya cerita tentang mantan kekasih karena mereka fokus pada karir dan tidak terlalu memikirkan soal pasangan maupun kekasih. Tapi mantan kantor (dan pimpinan) dapat menjadi dinamika yang menggemaskan seperti kisah love-hate relationship ala komedi romantis upper east siders yang tayang di kanal HBO.
After all, jika pembaca masih memiliki rasa cinta terhadap mantan tempat kerja, diterima saja perasaan tersebut. Masih punya “rasa” bukan berarti tidak bisa move on. Karena bagaimanapun juga soal kerjaan nantinya tetap akan membuat kita move on ke peluang yang lebih menjanjikan. Namun sebagai manusia, tak dapat dipungkiri tetap ada lagu lama yang membekas: Rasa Yang Dulu Pernah Ada!
Komentar