Langsung ke konten utama

Raline and Flagrant Couture by BerryBenka


Kolaborasi menjadi strategi endorsing baru ala BerryBenka. Dengan cara ini, BerryBenka tidak hanya menayangkan sosok endorser sebagai duta sekaligus model untuk produk yang dibawakannya tetapi menampilkan mereka layaknya style creator. 
     Di tahun 2016 ini, online fashion &beauty retail ini mengajak kolaborasi 3 ikon perempuan sesuai dengan segmentasi masing-masing yakni Jessica Mila yang mewakili segmen remaja aktif, Raline Shah yang mewakili citra perempuan lajang modern dan Marsha Timothy yang mewakili ibu-ibu muda dinamis. Secara spesifik ulasan di artikel ini akan membahas kolaborasi BerryBenka dengan Raline Shah.
     Tampaknya segmentasi perempuan lajang lebih mendominasi dalam produk yang dijual oleh BerryBenka, mengapa demikian? Bila kita lihat porsi kolaborasi antara Jessica Mila, Raline Shah dan Marsha Timothy maka Raline Shah terlihat paling banyak mengusung klasifikasi produk di mana kolaborator lain hanya mengusung 1 paket koleksi yang terdiri dari beberapa item.

     Raline dalam kolaborasi tersebut dieksplorasi untuk membawakan tiga seri koleksi yakni: Sporty Edgy, Classic Heritage & Sparkling Glam. Korelasi yang sesuai dengan segmentasinya karena tiga gaya tersebut jugalah yang menjadi incaran perempuan lajang untuk bergaya. Bahkan secara eksklusif Raline juga tampil dalam video teaser berdurasi 16 detik tentang koleksi yang dibawakannya tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Garri Juanda, Tentang Karir, Bisnis dan Tentang Anak

Apa yang membuat AW&Co (PR & MarComm Consulting) tertarik mengulas Garri Juanda berawal dari kiprahnya yang pernah menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) Tokopedia. Ia telah bergabung dengan Tokopedia sejak tahun 2016 dan telah memegang berbagai posisi, termasuk Vice President of Marketplace dan Co-Head of Marketplace. Garri lahir dan besar di Jakarta. Ia lulus dari SMA Negeri 6 Jakarta pada tahun 2003 dan kemudian melanjutkan kuliah di Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang, dengan mengambil jurusan Business Administration. Setelah lulus dari universitas pada tahun 2007, Garri bekerja sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company selama dua tahun. Pada tahun 2009, Garri bergabung dengan Rakuten, perusahaan e-commerce terbesar di Jepang. Di Rakuten, Garri bekerja sebagai product manager dan kemudian sebagai lead corporate planning officer. Selama bekerja di Rakuten, Garri terlibat dalam pengembangan berbagai produk dan layanan baru, termasuk Rakuten Mar...

SOCIAL JUDGMENT THEORY OLEH MUZAFER SHERIF

Apa yang muncul dalam benak Anda ketika mendapatkan tawaran kredit 0% dari sebuah produk kartu kredit? Bisa macam – macam, mulai dari muncul pertanyaan “Do I need this?”, nanti kalau terlambat pembayaran bunganya akan membumbung, kok bisa bunga 0%? Ah jadi curiga sama banknya nih, bagus dan menarik (sekedar pernyataan begitu saja) atau malah “Aku mau!”. Dari beberapa frasa tersebut, mana yang menurut Anda paling sesuai dengan diri Anda? Dengan begitu, dapat diketahui mengenai Teori Penilaian Sosial (Social Judgment Theory) yang muncul dari perspektif Anda tentang kredit bunga 0% kartu kredit tersebut. Social Judgment Theory (selanjutnya disebut SJT) dipopulerkan oleh Muzafer Sherif, seorang psikolog yang berasosiasi dengan Oklahoma University (meninggal 16 Oktober 1988). Teori ini berarti sebuah penilaian atau pertimbangan atas pesan yang diterima dengan membandingkannya terhadap isu terkini. EGO LATITUDES: ACCEPTANCE, REJECTION & NON COMMITMENT Ungkapan – ungkapan...

Kalau (Pak) Andin Rahmana Ngobrol Digital Marketing

Andin Rahmana, seorang profesional di bidang digital marketing adalah relasi AW&Co Communication & Business consulting sejak beliau masih di Yogyakarta pada medio tahun 2012. Sebagai seorang ayah dengan dua anak, Andin terbiasa “juggling” dalam aktivitas sebagai kepala keluarga dan karir yang dijalani. Saat ini, Andin menjabat sebagai Head of Academic & Community di Purwadhika Digital Technology School. Padahal, Saat Kuliah Ingin Jadi Penyiar Perjalanan karir Andin dimulai dari minatnya pada dunia penyiaran. Saat masih menempuh studi S1 di bidang komunikasi di Universitas Gadjah Mada (UGM), Andin mencoba peruntungannya menjadi penyiar di radio Swaragama FM, sebuah radio terkenal di Yogyakarta. Meskipun suaranya belum memenuhi kriteria sebagai penyiar, pihak manajemen Swaragama melihat potensi Andin di bidang lain, yaitu digital marketing. Andin pun memulai karir pertamanya di bidang digital marketing pada tahun 2010 dengan mengelola website serta akun Twitter dan Face...