Langsung ke konten utama

Kata-kata Ajaib Bernama Copywriting

Advertentie poenja kaperloean soeda kentara, kerna advertentie perloenja boeat perkenalken barang-barang dagangan kita pada publiek. Kaloe barang jang kita dagangken tidak dikenal, bagaimana bisa dapatken pembeli? 

-Liem Kha Tong-
(Pelopor periklanan di Indonesia pada masa Hindia Belanda 1930-an)


     Merancang sebuah iklan yang menarik tidak terlepas dari penggunaan kata-kata yang mampu menancap di benak target audiens sehingga mereka akan teringat terus dengan brand (produk) tersebut dan berakhir pada keputusan untuk mengonsumsinya. Seperti tagline permen Kopiko: Gantinya Ngopi yang dirancang oleh pakar branding Subiakto selama hampir dua dekade lalu. Hal ini menjadi contoh kekuatan copywriting untuk menempatkan positioning yang tepat bagi brand di benak konsumennya. Konon dalam perkembangannya Kopiko pernah mencoba mengganti tagline-nya seiring dengan pengembangan produknya ke arah RTD (Ready To Drink) dengan brand 78degrees - Kopiko. Namun untuk tagline permen Kopiko sendiri ternyata "Gantinya Ngopi" menjadi tagline yang paling cocok. 

     Rexona yang memahami kekuatan tagline awalnya yakni "Setia Setiap Saat" tetap menggunakan tagline ini meski varian produk mulai tumbuh dan jenis marketing campaign yang digalakkan berbeda-beda. Intinya Rexona sebagai merk produk deodoran tetap setia dengan "Setia Setiap Saat"nya.

     Menilik pada kesuksesan beberapa brand besar dalam pembuatan tagline-nya, selayaknya kita mencoba menyelami bagaimana cara mengolah ide kreatif dalam pembuatan tagline sebuah brand melalui copywriting:
  1. Attention -> Carilah kata utama yang paling merepresentasikan brand yang ingin kita promosikan. Yakinkan diri kita bahwa kata ini mampu menarik perhatian (attention) dari target audiens.
  2. Interest -> Kemas kata-kata yang menarik perhatian tersebut dengan konteks yang unik, mudah dicerna dan mudah diingat.
  3. Credibility -> Biarpun menarik, namun kata yang kita gunakan dalam berpromosi haruslah jujur dan tidak over-promise.
  4. Desire -> Buat kata-kata yang senantiasa membangkitkan keinginan audiens untuk membeli dan mengkonsumsi brand kita. 
  5. Action ->  Ajak mereka untuk mencicipi pengalaman bersama brand yang kita promosikan. Karena mengajak merasakan pengalaman lebih persuasif ketimbang kata perintah seperti "belilah, cobalah, buktikanlah" dll.
sumber gambar: 44doors.com

Data Pustaka:

Trijanto, Agus. Copywriting: Seni Mengasah Kreativitas dan Memahami bahasa Iklan. Remaja       
         Rosda Karya. Jakarta: 2002

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Garri Juanda, Tentang Karir, Bisnis dan Tentang Anak

Apa yang membuat AW&Co (PR & MarComm Consulting) tertarik mengulas Garri Juanda berawal dari kiprahnya yang pernah menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) Tokopedia. Ia telah bergabung dengan Tokopedia sejak tahun 2016 dan telah memegang berbagai posisi, termasuk Vice President of Marketplace dan Co-Head of Marketplace. Garri lahir dan besar di Jakarta. Ia lulus dari SMA Negeri 6 Jakarta pada tahun 2003 dan kemudian melanjutkan kuliah di Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang, dengan mengambil jurusan Business Administration. Setelah lulus dari universitas pada tahun 2007, Garri bekerja sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company selama dua tahun. Pada tahun 2009, Garri bergabung dengan Rakuten, perusahaan e-commerce terbesar di Jepang. Di Rakuten, Garri bekerja sebagai product manager dan kemudian sebagai lead corporate planning officer. Selama bekerja di Rakuten, Garri terlibat dalam pengembangan berbagai produk dan layanan baru, termasuk Rakuten Mar...

SOCIAL JUDGMENT THEORY OLEH MUZAFER SHERIF

Apa yang muncul dalam benak Anda ketika mendapatkan tawaran kredit 0% dari sebuah produk kartu kredit? Bisa macam – macam, mulai dari muncul pertanyaan “Do I need this?”, nanti kalau terlambat pembayaran bunganya akan membumbung, kok bisa bunga 0%? Ah jadi curiga sama banknya nih, bagus dan menarik (sekedar pernyataan begitu saja) atau malah “Aku mau!”. Dari beberapa frasa tersebut, mana yang menurut Anda paling sesuai dengan diri Anda? Dengan begitu, dapat diketahui mengenai Teori Penilaian Sosial (Social Judgment Theory) yang muncul dari perspektif Anda tentang kredit bunga 0% kartu kredit tersebut. Social Judgment Theory (selanjutnya disebut SJT) dipopulerkan oleh Muzafer Sherif, seorang psikolog yang berasosiasi dengan Oklahoma University (meninggal 16 Oktober 1988). Teori ini berarti sebuah penilaian atau pertimbangan atas pesan yang diterima dengan membandingkannya terhadap isu terkini. EGO LATITUDES: ACCEPTANCE, REJECTION & NON COMMITMENT Ungkapan – ungkapan...

Langkah Forriz Hotel, Sejalan Dengan Perkembangan Bisnis di Yogyakarta

Yogyakarta kini, selain masih kental dengan julukan kota pelajar dan budaya juga sudah berkembang menjadi kota bisnis. Majemuk-nya masyarakat yang tinggal maupun berkunjung di Jogja telah membuka banyak peluang potensi bisnis dan juga wisata, tak terkecuali industri ramah-tamah seperti perhotelan. Forriz hotel adalah salah satu bagian yang turut andil dalam merespon potensi bisnis di kota yang juga dikenal dengan kota sejuta kenangan. Dimiliki oleh PT Forriz Sentral Gemilang, hotel yang terletak di Jln. HOS Cokroaminoto No. 60 Pakuncen, Yogyakarta ini hadir memenuhi permintaan pasar industri ramah-tamah di Yogyakarta mulai bulan Juni 2017 silam. Saat itu Forriz hotel melakukan soft opening pada tanggal 26 Juni 2017 guna merespon permintaan pasar pada momentum lebaran di tahun tersebut. Sebagai hotel bisnis dengan peringkat bintang 3+, Forriz hotel memiliki fasilitas sebanyak 116 kamar dengan klasifikasi superior, deluxe dan suite. Untuk mendukung aktivitas bisnis,  di...