Langsung ke konten utama

Halo BCA Ciptakan Suasana Kampus Bagi SDM-nya


Dalam dunia public relations, kita mengenal  ruang lingkup publik internal yakni yang terdiri dari karyawan, jajaran manajemen, vendor, investor serta pemegang saham. Bagi praktisi public relations, proses menjaga hubungan di lingkup publik internal ini jelas tidak kalah penting dengan hubungan yang dijalin terhadap publik eksternal. Tidak bisa dipungkiri bahwa proses pemeliharaan hubungan dengan publik internal akan mempengaruhi budaya korporat untuk berkomunikasi dengan publik eksternal.
      Bank Central Asia atau BCA dirasa telah memahami alur tentang pemeliharaan relasi antara korporat dengan publik internal tersebut. Penulis mengambil contoh yang terdapat dalam divisi Halo BCA, sebagai divisi yang memiliki pengaruh kuat untuk bersinggungan langsung dengan publik eksternal seperti konsumen dan pelanggan (nasabah) BCA. Dalam hal ini, BCA memiliki fokus untuk menciptakan budaya ala kehidupan kampus di divisi Halo BCA, sehingga karyawan senantiasa akan merasa muda, pantang menyerah untuk terus belajar dan tentu saja sebagai outputnya, mampu memunculkan energi positif serta memberikan pelayanan proaktif kepada setiap pelanggan yang menghubungi call center Halo BCA.
      Menghadapi nasabah secara langsung melalui telepon bukanlah perkara sederhana. Seorang contact center perlu memastikan kondisi mentalnya tahan banting dan suara yang disampaikan kepada nasabah tetap harus berkesan ramah serta solutif meski si nasabah sedang komplain habis-habisan. Cara BCA membentuk perilaku contact center-nya tersebut adalah dengan program Smart Halo BCA yang merupakan program motivasi internal sebagai bentuk apresiasi kepada karyawan supaya mampu menjaga prestasinya. 
     
     Program Smart Halo BCA ini diadakan untuk mewadahi serta meng-apreasiasi kompetensi 1.200 contact center Halo BCA (6% dari total karyawan BCA yang mencapai 20.000 karyawan). Contoh programnya adalah dengan mengadakan kompetisi-kompetisi di internal yang cukup digandrungi oleh generasi Y (kelahiran 80-90an) yang mendominasi di ruang lingkup Halo BCA. Kompetisi-kompetisi itu antara lain: Presenter Contest, Speech Contest, Writing Contest bahkan ada juga ekstrakurikuler seru-seruan seperti club olahraga, otomotif juga cosplay sekalipun. Dengan demikian, kantor-pun serasa kampus bagi SDM Halo BCA. Program Smart Halo BCA ini sendiri digulirkan setiap bulan pada periode April - Oktober.
      Dimas Fajar Wicaksono selaku narasumber sekaligus salah satu supervisor Halo BCA menyatakan kebanggaannya terlibat dalam tim ini "Menjadi contact center BCA persyaratannya cukup ketat, IPK harus di atas 3.0 dan attitude menjadi hal utama, meski pintar kalau kerja tim-nya tidak bagus, akan terseleksi sendiri dari Halo BCA" ungkap Dimas. 
      BCA memahami bahwa generasi Y adalah sekumpulan SDM yang dinamis, apabila tidak mendapat apresiasi dengan baik, maka turn over perusahaan akan tinggi sebab mereka tidak ragu menjadi kutu loncat. Ternyata program Smart Halo BCA-pun tidak hanya berkutat di internal BCA saja sebab bank ini senantiasa mengapresiasi SDMnya bahkan hingga diikutkan ke kompetisi World Contact Center Competition seperti yang pernah diadakan di Las Vegas 2014 silam.
      Cara BCA menciptakan suasana kerja yang menyenangkan ini juga telah mendapatkan apresiasi dari Gallup Workplace Award pada 2015. Gallup sendiri merupakan lembaga survei paling kredibel di Amerika Serikat yang kerap digunakan sebagai acuan saat negara tersebut mengadakan pemilihan umum. 

     Tren saat ini memang selayaknya menjalankan hubungan antara korporat dengan SDM-nya adalah sebagai mitra yang mampu tumbuh dan berkembang bersama dan tidak hanya sebatas sebagai pekerja saja. Dengan demikian, sustainabilitas dari perusahaan dapat terus terjaga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Garri Juanda, Tentang Karir, Bisnis dan Tentang Anak

Apa yang membuat AW&Co (PR & MarComm Consulting) tertarik mengulas Garri Juanda berawal dari kiprahnya yang pernah menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) Tokopedia. Ia telah bergabung dengan Tokopedia sejak tahun 2016 dan telah memegang berbagai posisi, termasuk Vice President of Marketplace dan Co-Head of Marketplace. Garri lahir dan besar di Jakarta. Ia lulus dari SMA Negeri 6 Jakarta pada tahun 2003 dan kemudian melanjutkan kuliah di Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang, dengan mengambil jurusan Business Administration. Setelah lulus dari universitas pada tahun 2007, Garri bekerja sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company selama dua tahun. Pada tahun 2009, Garri bergabung dengan Rakuten, perusahaan e-commerce terbesar di Jepang. Di Rakuten, Garri bekerja sebagai product manager dan kemudian sebagai lead corporate planning officer. Selama bekerja di Rakuten, Garri terlibat dalam pengembangan berbagai produk dan layanan baru, termasuk Rakuten Mar...

SOCIAL JUDGMENT THEORY OLEH MUZAFER SHERIF

Apa yang muncul dalam benak Anda ketika mendapatkan tawaran kredit 0% dari sebuah produk kartu kredit? Bisa macam – macam, mulai dari muncul pertanyaan “Do I need this?”, nanti kalau terlambat pembayaran bunganya akan membumbung, kok bisa bunga 0%? Ah jadi curiga sama banknya nih, bagus dan menarik (sekedar pernyataan begitu saja) atau malah “Aku mau!”. Dari beberapa frasa tersebut, mana yang menurut Anda paling sesuai dengan diri Anda? Dengan begitu, dapat diketahui mengenai Teori Penilaian Sosial (Social Judgment Theory) yang muncul dari perspektif Anda tentang kredit bunga 0% kartu kredit tersebut. Social Judgment Theory (selanjutnya disebut SJT) dipopulerkan oleh Muzafer Sherif, seorang psikolog yang berasosiasi dengan Oklahoma University (meninggal 16 Oktober 1988). Teori ini berarti sebuah penilaian atau pertimbangan atas pesan yang diterima dengan membandingkannya terhadap isu terkini. EGO LATITUDES: ACCEPTANCE, REJECTION & NON COMMITMENT Ungkapan – ungkapan...

Langkah Forriz Hotel, Sejalan Dengan Perkembangan Bisnis di Yogyakarta

Yogyakarta kini, selain masih kental dengan julukan kota pelajar dan budaya juga sudah berkembang menjadi kota bisnis. Majemuk-nya masyarakat yang tinggal maupun berkunjung di Jogja telah membuka banyak peluang potensi bisnis dan juga wisata, tak terkecuali industri ramah-tamah seperti perhotelan. Forriz hotel adalah salah satu bagian yang turut andil dalam merespon potensi bisnis di kota yang juga dikenal dengan kota sejuta kenangan. Dimiliki oleh PT Forriz Sentral Gemilang, hotel yang terletak di Jln. HOS Cokroaminoto No. 60 Pakuncen, Yogyakarta ini hadir memenuhi permintaan pasar industri ramah-tamah di Yogyakarta mulai bulan Juni 2017 silam. Saat itu Forriz hotel melakukan soft opening pada tanggal 26 Juni 2017 guna merespon permintaan pasar pada momentum lebaran di tahun tersebut. Sebagai hotel bisnis dengan peringkat bintang 3+, Forriz hotel memiliki fasilitas sebanyak 116 kamar dengan klasifikasi superior, deluxe dan suite. Untuk mendukung aktivitas bisnis,  di...