
Dimulai dengan suatu pertanyaan,tentang apa yang sedang dilihat seseorang
di belahan bumi lain saat itu atau berbagi pengalaman melihat tentang menikmati
keindahan sunset di sebuah dermaga nan aduhai di salah satu pantai tropis di
dunia. Setahun lalu, dengan berbekal pertanyaan tersebut yang ada di kepalanya
seorang pemuda bernama Kayvon Beykpour asal Stanford University bersama
rekannya Tom O’Neill dan Harry Glaser menciptakan sebuah aplikasi bernama Periscope. Meski baru
setahun umurnya, nampaknya Periscope mulai digandrungi oleh para pegiat social media. Tak terkecuali para public figure di negeri ini. Berdasarkan fungsi yang terlihat saat ini, Periscope dimanfaatkan
para public figure (selebtwit masuk di dalamnya) untuk lebih
mendekatkan diri dengan para followers-nya
melalui sebuah interaksi audio visual. Setidaknya para followers-nya pun jadi lebih tahu apa yang sedang dikerjakan atau
yang menjadi concern sang public figure tersebut. Terlepas dari
isu penting tidaknya setidaknya ada konten dan interaksi antara 2 pihak di
situ.

Periscope sebagai
media sosial ini tentu saja sudah bisa dimanfaatkan lebih jauh lagi untuk mengajak dan
menggerakkan orang terhadap sebuah isu (yang positif). Mengajak followers untuk
peduli seperti yang dilakukan oleh Pandji (Pragiwaksono) yang sering mengajak
followersya untuk ngobol banyak topik yang tak melulu soal jualan produknya tapi
juga mengajak followersnya berinteraksi soal topik sepakbola dan mengajak iuran
untuk renovasi sebuah masjid paska insiden di Tolikara. Menarik? Tentu saja. Jadi,
setidaknya lewat media sosial ini frasa “ langsung dari hp aku” yang diucapkan
sang artis terpenuhi kan?
(Ditulis oleh: Eduardo Herlangga)
(Ditulis oleh: Eduardo Herlangga)
Komentar