Langsung ke konten utama

Expertise By Celebrities


Seperti namanya, selebriti adalah orang yang suka celebrate atau merayakan sesuatu. Selebriti identik dengan pesta, popularitas dan kehidupan gemerlap lainnya. Kini banyak orang yang menganggap artis adalah selebriti padahal belum tentu. Artis secara etimologi berarti ahli seni, bisa seni apapun, seni tari, seni musik, seni peran, seni rupa dan sebagainya. Hanya saja benar adanya kalau banyak artis peran maupun musik yang menselebritikan diri mereka melalui media untuk mengibarkan nama mereka di kancah dunia hiburan. 
     Seiring perkembangan media, keahlian profesi seseorang atau yang bisa disebut dengan expertise kini mulai di-selebriti-kan. Sehingga, saat ini tidak hanya artis yang sering muncul di media dan dikulik bakat serta kehidupan pribadinya. Sebut saja beragam expertise by celebrities antara lain: Chef Celebrity, Dentist Celebrity, Lawyer Celebrity bahkan Ustadz Celebrity. 
     Lalu, apa esensi dari pen-selebriti-an dari expertise ini? Kalau Anda pernah mendengar istilah "personal branding", menurut penulis memang pen-selebriti-an expertise ini adalah bagian dari personal branding, but it's not the only one. Ibarat kue lapis legit, expertise yang dimiliki orang-orang tersebut akan terasa "lezat" apabila kemampuannya dapat diaplikasikan dan dirasakan manfaatnya oleh publik dan publik menyebutnya "worth it" dalam lapis demi lapis kue (pengalaman yang dimiliki dari expertise) itu. Sedangkan rasa yang enak dari lepis legit itu tidak akan mengundang rasa ketertarikan publik (konsumen) untuk mengonsumsinya bila tidak dikemas yang menarik. Nah ,kemasan yang menarik inilah yang menurut penulis sebagai pen-selebriti-an dari expertise tersebut.


When a thing becomes branded,
thus it's time for the creator to make it worth every penny....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Garri Juanda, Tentang Karir, Bisnis dan Tentang Anak

Apa yang membuat AW&Co (PR & MarComm Consulting) tertarik mengulas Garri Juanda berawal dari kiprahnya yang pernah menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) Tokopedia. Ia telah bergabung dengan Tokopedia sejak tahun 2016 dan telah memegang berbagai posisi, termasuk Vice President of Marketplace dan Co-Head of Marketplace. Garri lahir dan besar di Jakarta. Ia lulus dari SMA Negeri 6 Jakarta pada tahun 2003 dan kemudian melanjutkan kuliah di Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang, dengan mengambil jurusan Business Administration. Setelah lulus dari universitas pada tahun 2007, Garri bekerja sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company selama dua tahun. Pada tahun 2009, Garri bergabung dengan Rakuten, perusahaan e-commerce terbesar di Jepang. Di Rakuten, Garri bekerja sebagai product manager dan kemudian sebagai lead corporate planning officer. Selama bekerja di Rakuten, Garri terlibat dalam pengembangan berbagai produk dan layanan baru, termasuk Rakuten Mar...

SOCIAL JUDGMENT THEORY OLEH MUZAFER SHERIF

Apa yang muncul dalam benak Anda ketika mendapatkan tawaran kredit 0% dari sebuah produk kartu kredit? Bisa macam – macam, mulai dari muncul pertanyaan “Do I need this?”, nanti kalau terlambat pembayaran bunganya akan membumbung, kok bisa bunga 0%? Ah jadi curiga sama banknya nih, bagus dan menarik (sekedar pernyataan begitu saja) atau malah “Aku mau!”. Dari beberapa frasa tersebut, mana yang menurut Anda paling sesuai dengan diri Anda? Dengan begitu, dapat diketahui mengenai Teori Penilaian Sosial (Social Judgment Theory) yang muncul dari perspektif Anda tentang kredit bunga 0% kartu kredit tersebut. Social Judgment Theory (selanjutnya disebut SJT) dipopulerkan oleh Muzafer Sherif, seorang psikolog yang berasosiasi dengan Oklahoma University (meninggal 16 Oktober 1988). Teori ini berarti sebuah penilaian atau pertimbangan atas pesan yang diterima dengan membandingkannya terhadap isu terkini. EGO LATITUDES: ACCEPTANCE, REJECTION & NON COMMITMENT Ungkapan – ungkapan...

Langkah Forriz Hotel, Sejalan Dengan Perkembangan Bisnis di Yogyakarta

Yogyakarta kini, selain masih kental dengan julukan kota pelajar dan budaya juga sudah berkembang menjadi kota bisnis. Majemuk-nya masyarakat yang tinggal maupun berkunjung di Jogja telah membuka banyak peluang potensi bisnis dan juga wisata, tak terkecuali industri ramah-tamah seperti perhotelan. Forriz hotel adalah salah satu bagian yang turut andil dalam merespon potensi bisnis di kota yang juga dikenal dengan kota sejuta kenangan. Dimiliki oleh PT Forriz Sentral Gemilang, hotel yang terletak di Jln. HOS Cokroaminoto No. 60 Pakuncen, Yogyakarta ini hadir memenuhi permintaan pasar industri ramah-tamah di Yogyakarta mulai bulan Juni 2017 silam. Saat itu Forriz hotel melakukan soft opening pada tanggal 26 Juni 2017 guna merespon permintaan pasar pada momentum lebaran di tahun tersebut. Sebagai hotel bisnis dengan peringkat bintang 3+, Forriz hotel memiliki fasilitas sebanyak 116 kamar dengan klasifikasi superior, deluxe dan suite. Untuk mendukung aktivitas bisnis,  di...