Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2014

Social Marketing & Anti Poverty

World Bank menyampaikan hal seperti berikut: kemiskinan adalah hal yang butuh penanganan. Hal ini berarti perlu penanganan dari si kaya terhadap si miskin. Penanganan terhadap kemiskinan merupakan sebuah panggilan supaya lebih banyak orang lagi dapat merasakan cukup makan, mendapat tempat berteduh, pendidikan layak, kesehatan terjamin, perlindungan terhadap kejahatan dan memiliki hak untuk bersuara.             Saatnya kita melihat apa yang ada di sekitar kita, masih banyak sekali kemiskinan yang belum tertangani dengan baik. Philip Kotler dan nancy R. Lee dalam buku mereka yang berjudul “Up and Out of Poverty: The Social Marketing Solution” menyampaikan fokus pada aspek-aspek upaya penanggulan kemiskinan secara spesifik pada kelaparan, penyakit, pendidikan yang kurang layak, perencanaan keluarga, ketersediaan air bersih dan beberapa hal lainnya.             Sehubungan ...

Persondise: Si Bisnis Narsis

Berawal dari ketidaksengajaan ketika Rifefan yang saat ini masih sebagai mahasiswa komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta diminta bantuan oleh pacarnya untuk mendesainkan tugas membuat company profile perusahaan. Cowok yang mempunyai nama lengkap Muhamad Rifefan ini lalu membuatkan desain company profile berupa blocknote.      Di tengah-tengah proses membuatkan desain tugas pacarnya tersebut, Rifefan yang sebelumnya memiliki bisnis pembuatan kaos indie mendadak berpikir untuk menggencarkan penjualan blocknote dengan konsep desain limited edition juga. Karena ketika menjual kaos kepentok dengan harga jual yang tinggi sehingga kurang diminati, akhirnya Rifefan mulai membuat merchandise dengan desain limited edition sesuai dengan jiwa narsisme anak muda saat ini. Kemudian terciptalah PERSONDISE yang berarti personal merchandise.      Persondise kemudian dibuat dengan bahan utama blocknote dengan konsep desain cover berupa avatar diri si pemilik blockn...

The Passion of Walking Walking

Exposure yang terlihat di social media milik Endah Iswantie memang tampak menggiurkan yakni sering jalan-jalan murah ke luar negeri. Semua orang pasti ingin bisa mendapatkan kesempatan seperti Endah tapi tidak banyak yang bersedia atau memiliki passion untuk “berdarah-darah” mencari peluang tiket promo atau tur ke luar negeri tersebut, apalagi hingga mengembangkannya menjadi sebuah bisnis. Klasik seperti pepatah bilang, semuanya berawal dari mimpi, itu pula yang dialami Endah bersama bisnis di bidang jalan-jalan ini. Tentu saja mimpi tidak akan mudah terwujud apabila tidak ada ketekunan dan hal inilah yang fokus dijalankan Endah.              Berawal dari rasa “ingin seperti” sahabatnya yang bisa ke Singapura gratis di tahun 2008, Endahpun merasa yakin suatu saat pasti bisa seperti dia. Endah juga tahu kalau apa yang diraih sahabatnya itu bukanlah hal yang instan karena si sahabat sudah berhasil mengembangkan bisnis jaringan (MLM) yang ditekuninya...