(The 3rd Winner in the National Essay Competition about Korea 2005)
Tak terbayangkan bila hidup ini tanpa warna dan aroma. Bunga merupakan hasil ciptaan Tuhan yang memberikan warna sekaligus aroma yang dapat menambah cantiknya dunia. Bungapun dapat memberikan semangat bagi para pecintanya tak terkecuali bangsa Korea yang menganggap Moo-goong-hwa sebagai bunga kebangsaan.
Sebagai bunga yang berkembang di negara beriklim sedang seperti Korea, Moo-goong-hwa mempunyai banyak ciri khusus. Bunga dengan mahkota lebar berwarna merah muda dan serbuk sari ke-oranyean ini mampu mekar selama lebih dari tiga bulan. Berbeda dengan bunga lain yang apabila rontok akan menjadi sampah kering yang tidak sedap dipandang, Moo-goong-hwa sebelum gugur akan mengatupkan mahkotanya dan setelah gugur akan tetap indah bagi bangsa Korea. Ternyata tidak hanya karisma dan keindahan saja yang dimiliki oleh Moo-goong-hwa. Bunga kebangsaan ini juga memiliki khasiat yang manjur sebagai bahan obat – obatan yang membuatnya terkenal sebagai ramuan dari timur.
Jenis tanaman yang mempunyai sebutan Rose of Sharon atau bunga yang berkembang selamanya ini merupakan pemacu semangat bagi bangsa Korea. Bunga yang dapat mekar hingga lebih dari serauts hari selama akhir musim semi hingga awal musim gugur (akhir Juli hingga awal Oktober) ini, oleh rakyat Korea dianggap memiliki karakteristik yang mirip dengan mereka. Kemiripan karakter itu adalah mampu “bertahan” di masa “penderitaan”. Filosofi tersebut hingga saat ini membuat bunga yang mempunyai nama botani Hibiscus Syriacus L ini begitu berarti bagi bangsa Korea. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Jepang sebagai penjajah Korea selama tiga puluh lima tahun (1910 -1945) untuk meredupkan semangat patriotik rakyat Korea di masa itu, yaitu dengan usaha pemusnahan bunga Moo-goong-hwa. Harapan bangsa Korea pada masa itu hampir pupus karena hampir punahnya bunga yang mereka cintai ini. Di sisi lain rakyat Korea tetap memiliki usaha untuk terus mengobarkan semangat perlawanan melalui berbagai macam media. Dengan membawa semangat Moo-goong-hwa, mereka juga berjuang melalui meda kesenian.
Kanggangsuwollae, tarian yang sarat akan keindahan dan kekuatan seperti Moo-goong-hwa telah tampil sebagai wujud perjuangan bangsa Korea. Kanggangsuwollae ditarikan oleh puluhan wanita ber-hanbok (pakaian tradisional wanita Korea) yang tentunya juga mencintai Moo-goong-hwa. Berdasarkan sejarah, Kanggangsuwollae yang diciptakan sejak abad ke-16 tersebut dimaksudkan untuk mengecoh musuh tentang kekuatan bangsa Korea. Kanggangsuwollae umumnya ditarikan pada saat perayaan Chusok, yaitu festival untuk bersyukur kepada Penguasa alam yang telah memberikan hasil panen yang baik. Ketika menari Kanggangsuwollae, puluhan wanita ber-hanbok tersebut bergandengan tangan satu sama lain membentuk lingkaran untuk menunjukkan persatuan yang kuat. Lingkaran yang mereka buat berputar perlahan searah jarum jam dengan iringan senandung lagu tentang cinta dan perdamaian yang dinyanyikan oleh para penari.
Memang Kanggangsuwollae bukan merupakan satu – satunya trik untuk mengusir musuh seperti Jepang. Namun pada masa itu, tarian ini juga telah menjadi perjuangan bangsa Korea dalam wujud seni. Kanggangsuwollae dapat membuat musuh gentar di saat mereka sedang menikmati tarian ini sebaga tontonan. Hal tersebut merupakan nilai yang berharga dari sebuah perjuangan yang penuh kedamaian dan kecantikan ini. Para penari wanita inipun telah membawa semangat Moo-goong-hwa dalam kanggangsuwollae yaitu “tetap bertahan” untuk menjadi indah, kuat, cantik dan ampuh dalam situasi apapun. Sejak lebih dari empat ratus tahun lalu, tari kanggangsuwollae telah dipercaya mampu mengecoh musuh. Tarian ini juga menyiratkan bahwan kekuatan dan persatuan bangsa Korea lebih besar dan kuat dari perkiraan musuh. Sebab, Kanggangsuwollae sendiri berarti “mengawasi serta menjaga sekeliling”. Secara singkat, Kanggangsuwollae adalah tarian yang memancarkan kelembutan karena ditarikan oleh para wanita dengan baju tradisional yang feminin sambil menyanyikan lagu bertema cinta. Namun, tarian ini juga menggambarkan unsur kekuatan seperti ditunjukkan pada gerakan puluhan penari yang bergandengan tangan. Kanggangsuwollae akan berakhir dengan putaran yang semakin cepat. Makna pedagogis atau moral yang dapat disampaikan adalah menjaga dan mengawasi negara dengan persatuan dan kekuatan demi tercapainya suatu kejayaan yang pesat.
Banyak perjuangan yang telah ditempuh oleh bangsa Korea untuk melawan penderitaan terhadap penjajahan Jepang selama tiga puluh lima tahun. Hal yang paling membuat rakyat Korea bersedih adalah nyaris punahnya Moo-goong-hwa akibat gerakan pemusnahan Moo-goong-hwa oleh Jepang sebagai penjajah waktu itu. Namun, Kanggangsuwollae sebagai tarian yang “mengawasi serta menjaga sekeliling” juga telah mengecoh para penjajah Jepang dan membuat mereka berasumsi bahwa Korea merupakan negara yang kuat melebihi dugaan mereka.
Baik Moo-goong-hwa maupun Kanggangsuwollae, keduanya begitu terkenal di Korea. Kanggangsuwollae masih tetap ditarikan untuk mengobarkan semangat persatuan sekaligus persembahan syukur kepada Penguasa alam atas nikmat yang diberikan yaitu berupa hasil panen yang baik. Untuk menjaga rasa cinta bangsa Korea terhadap Moo-goong-hwa, pemerintah Korea telah mendirikan Persatuan Penyuplai Bunga Moo-goong-hwa sejak Juli 1985 yang bertujuan untuk melestarikan keberadaan bunga nasional yang hampir punah di masa penjajahan itu.
Kanggangsuwollae merupakan tarian yang indah seperti Moo-goong-hwa ketika mekar maupun gugur, tarian ini juga memancarkan kecantikan para penari wanitanya bagai ceahnya warna Moo-goong-hwa. Selain itu sebagai bunga dan tarian, mereka sama – sama kuat. Moo-goong-hwa mampu mekar selama seratus hari dan Kanggangsuwollae mampu menyiratkan kekuatan bangsa Korea dengan bergandengan tangan pada gerakannya. Dan yang paling penting keduanya memiliki keampuhan, Moo-goong-hwa manjur sebagai bahan obat-obatan, Kanggangsuwollae ampuh untuk mengecoh asumsi mush mengenai kekuatan rakyat Korea.
Banyak kekuatan yang tersembunyi dari sekuntum bunga dan sekelumit pertunjukan tari seperti Moo-goong-hwa dan Kanggangsuwollae. Dan kekuatan adalah potensi tesembunyi yang selayaknya tidak untuk dipamerkan. Moo-goong-hwa memiliki kekuatan yang membuat bangsa Korea selalu mencintainya dalam mekar dan gugur serta membuat bangsa Korea selalu tegar dan tetap bertahan di tengah penderitaan. Sama halnya dengan Kanggangsuwollae yang menyiratkan kekuatan dan ketegaran rakyat Korea yang mencintai Moo-goong-hwa serta tanah air mereka.
(Ardhi Sept 2005)
Komentar